Ping (singkatan dari Packet Internet Groper) adalah sebuah program  utilitas yang digunakan untuk memeriksa konektivitas jaringan berbasis  teknologi Transmission Control Protocol/Internet Protocol (TCP/IP).  Dengan menggunakan utilitas ini, dapat diuji apakah sebuah komputer  terhubung dengan komputer lainnya. Hal ini dilakukan dengan cara  mengirim sebuah paket kepada alamat IP yang hendak diujicoba  konektivitasnya dan menunggu respons darinya. Nama “ping” datang dari  sonar sebuah kapal selam yang sedang aktif, yang sering mengeluarkan  bunyi ping ketika menemukan sebuah objek.
|  | 
| Ping | 
Apabila  utilitas ping menunjukkan hasil yang positif maka kedua komputer  tersebut saling terhubung di dalam sebuah jaringan. Hasil statistik  keadaan koneksi ditampilkan dibagian akhir. Kualitas koneksi dapat  dilihat dari besarnya waktu pergi-pulang (roundtrip) dan besarnya jumlah  paket yang hilang (packet loss). Semakin kecil kedua angka tersebut,  semakin bagus kualitas koneksinya. 
Pada contoh ini, seorang user  di Host A melakukan ping ke alamat IP Host B. Mari kita cermati langkah  demi langkah perjalanan datanya:
1. Internet Control Message  Protocol (ICMP) menciptakan sebuah payload (data) pemintaan echo (di  mana isinya hanya abjad di field data).
2. ICMP menyerahkan  payload tersebut ke Internet Protocol (IP), yang lalu menciptakansebuah  paket. Paling sedikit, paket ini berisi sebuah alamat asal IP, sebuah  alamat tujuan IP, dan sebuah field protocol dengan nilai 01h (ingat  bahwa Cisco suka menggunakan 0x di depan karakter heksadesimal , jadi di  router mungkin terlihat seperti 0×01). Semua itu memberitahukan kepada  host penerima tentang kepada siapa host penerima harus menyerahkan  payload ketika network tujuan telah dicapai – pada contoh ini host  menyerahkan payload kepada protocol ICMP.
3. Setelah paket dibuat, IP akan menentukan apakah alamat IP tujuan ada di network local atau network remote.
4.  Karena IP menentukan bahwa ini adalah permintaan untuk network remote,  maka paket perlu dikirimkan ke default gateway agar paket dapat di route  ke network remote. Registry di Windows dibaca untuk mencari default  gateway yang telah di konfigurasi.
5. Default gateway dari host  192.168.0.7 (Host A) dikonfigurasi ke 192.168.0.1. Untuk dapat  mengirimkan paket ini ke default gateway, harus diketahui dulu alamat  hardware dari interface Ethernet 0 dari router (yang dikonfigurasi  dengan alamat IP 192.168.0.1tersebut) Mengapa demikian? Agar paket dapat  diserahkan ke layer data link,lalu dienkapsulasi menjadi frame, dan  dikirimkan ke interface router yang terhubung ke network 192.168.0.0.  Host berkomunikasi hanya dengan alamat hardware pada LAN local. Penting  untuk memahami bahwa Host A, agar dapat berkomunikasi dengan Host B,  harus mengirimkan paket ke alamat MAC (alamat hardware) dari default  gateway di network local.
6. Setelah itu, cache ARP dicek untuk  melihat apakah alamat IP dari default gateway sudah pernah di resolved  (diterjemahkan) ke sebuah alamat hardware:
* Jika sudah, paket  akan diserahkan ke layer data link untuk dijadikan frame (alamat  hardaware dari host tujuan diserahkan bersama tersebut).
* Jika  alamat hardware tidak tersedia di cache ARP dari host, sebuah broadcast  ARP akan dikirimkan ke network local untuk mencari alamat hardware dari  192.168.0.1. Router melakukan respon pada permintaan tersebut dan  menyerahkan alamat hardware dari Ethernet 0, dan host akan menyimpan  (cache) alamat ini. Router juga akan melakukan cache alamat hardware  dari host A di cache ARP nya.
7. Setelah paket dan alamat hardware  tujuan diserahkan ke layer data link, maka driver LAN akan digunakan  untuk menyediakan akses media melalui jenis LAN yang digunakan (pada  contoh ini adalah Ethernet). Sebuah frame dibuat, dienkapsulasi dengan  informasi pengendali. Di dalam frame ini alamat hardware dari host asal  dan tujuan, dalam kasus ini juga ditambah dengan field EtherType yang  menggambarkan protocol layer network apa yang menyerahkan paket tersebut  ke layer data link- dalam kasus ini, protocol itu adalah IP. Pada akhir  dari frame itu terdapat sebuah field bernama Frame Check Sequence (FCS)  yang menjadi tempat penyimpanan dari hasil perhitungan Cyclic  Redundancy Check (CRC).
8. Setelah frame selesai dibuat, frame  tersebut diserahkan ke layer Physical untuk ditempatkan di media fisik (  pada contoh ini adalah kabel twisted-pair )dalam bentuk bit-bit, yang  dikirim saru per satu.
9. Semua alat di collision domain menerima  bit-bit ini dan membuat frame dari bit-bit ini. Mereka masing-masing  melakukan CRC dan mengecek jawaban di field FCS. Jika jawabannya tidak  cocok, frame akan dibuang.
* Jika CRC cocok, maka alamat  hardware tujuan akan di cek untuk melihat apakah alamat tersebut cocok  juga (pada contoh ini, dicek apakah cocok dengan interface Ethernet 0  dari router).
* Jika alamat hardware cocok, maka field Ether-Type dicek untuk mencari protocol yang digunakan di layer Network.
1.  Paket ditarik dari frame, dan apa yang tertinggal di frame akan  dibuang. Paket lalu diserahkan ke protocol yang tercatat di field  Ether-Type—pada contoh ini adalah IP.
2. IP menerima paket dan  mengecek alamat tujuan IP. Karena alamat tujuan dari paket tidak sesuai  dengan semua alamat yang dikonfigurasi di router penerima itu sendiri,  maka router penerima akan melihat pada alamat IP network tujuan di  routing tablenya.
3. Routing table harus memiliki sebuah entri di  network 192.168.10.0, jika tidak paket akan dibuang dengan segera dan  sebuah pesan ICMP akan dikirimkan kembali ke alamat pengirim dengan  sebuah pesan “destination network unreachable” (network tujuan tidak  tercapai)
4. Jika router menemukan sebuah entri untuk network  tujuan di tabelnya, paket akan dialihkan ke interface keluar (exit  interface)—pada contoh, interface keluar ini adalah interface Ethernet  1.
5. Router akan melakuakan pengalihan paket ke buffer Ethernet 1.
6. Buffer Ethernet 1 perlu mengetahui alamat hardware dari host tujuan dan pertama kali ia akan mengecek cache ARP-nya.
*  Jika alamat hardware dari Host B sudah ditemukan, paket dan alamat  hardware tersebut akan diserahkan ke layer data link untuk dibuat  menjadi frame.
* Jika alamat hardware tidak pernah diterjemahkan  atau di resolved oleh ARP (sehingga tidak dicatat di cache ARP), router  akan mengirimkan sebuah permintaan ARP keluar dari interface E1 untuk  alamat hardware 192.168.10.3.
Host B melakukan respon dengan  alamat hardwarenya, dan paket beserta alamat hardware tujuan akan  dikirimkan ke layer data link untuk dijadikan frame.
1. Layer data  link membuat sebuah frame dengan alamat hardware tujuan dan asal ,  field Ether-Type, dan field FCS di akhir dari frame. Frame diserahkan ke  layer Physical untuk dikirimkan keluar pada medium fisik dalam bentuk  bit yang dikirimkan satu per satu.
2. Host B menerima frame dan  segera melakuakan CRC. Jika hasil CRC sesuai dengan apa yang ada di  field FCS, maka alamat hardware tujuan akan dicek. Jika alamat host juga  cocok, field Ether-Type akan di cek untuk menentukan protocol yang akan  diserahi paket tersebut di layer Network—Pada contoh ini, protocol  tersebut adalah IP.
Sumber : http://belajarit.um.ac.id 
 
 
 
 






 Keyboard  shortcuts membuat pekerjaan dalam urusan posting di blogger  menjadi lebih mudah. Yang paling populer mungkin dalam urusan text dalam  postingan, seperti membuat tulisan bold dengan CTRL+B  atau untuk tulisan italic dengan CTRL+I. Sama dengan  yang biasa kita gunakan pada saat menulis di office word. Dibawah ini  ada beberapa list keyboard shortcuts, semoga bermanfaat.
 Keyboard  shortcuts membuat pekerjaan dalam urusan posting di blogger  menjadi lebih mudah. Yang paling populer mungkin dalam urusan text dalam  postingan, seperti membuat tulisan bold dengan CTRL+B  atau untuk tulisan italic dengan CTRL+I. Sama dengan  yang biasa kita gunakan pada saat menulis di office word. Dibawah ini  ada beberapa list keyboard shortcuts, semoga bermanfaat.
